Wali Sembilan



Menurut Babad Tanah Jawi penyebaran agama islam di Jawa dilakukan oleh wali songo. Para pengarang babad Jawa bertahan bahwa agama Islam telah didakwahkan di pulau ini oleh kesembilan mubalig yang dianggap sebagai orang saleh yang disebut wali, berasal dari kata bahasa arab waliyu Allah (orang yang dilindungi Allah).
Orang Jawa biasa menulis tentang para wali dan menceritakan kisah-kisahnya dengan bahasa yang paling menghormat dan paling indah, sambil menggambarkan mukjizat-mukjizatnya yang luar biasa. Nama-nama para wali dijunjung tinggi dan disesuaikan dengan tempat-tempat pemakamannya atau kelahirannya, yaitu:
(1) Sunan Gresik yang wafat di Gresik pada tahun 1419, dan dikenal sebagai Maulana Malik Ibrahim atau Maulana Maghribi. Orang percaya bahwa ia mubalig Islam pertama di Jawa, dan mungkin seorang Persia atau Arab atau Gujarati yang datang ke Jawa untuk berdagang dan naik mencapai pangkat syahbandar serta mendirikan pesantren untuk murid-muridnya.
(2) Sunan Ampel atau Raden Rachmat (wafat tahun 1467) yang mendirikan pesantren Ampel dekat Surabaya. Ibunya seorang puteri Sultan Campa. Ia telah mengesahkan Raden Patah sebagai khalifah di Demak dengan gelar Sultan Syah Sri Alam Akbar Al-Fatah. Ia dimakamkan dekat masjid Ampel.
(3) Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim (wafat tahun 1525) adalah putra Sunan Ampel. Ia memimpin pengislaman di Jawa bagian pantai Timur Laut. Makamnya di Bonang (Tuban).
(4) Sunan Drajad atau Syarifuddin (wafat tahun 1572) seorang putra yang lain dari Sunan Ampel.
(5) Sunan Giri atau Raden Paku (wafat tahun 1530) dianggap oleh orang Jawa sebagai pencipta lagu Jawa Pucung dan Asmarandana. Ia mendakwahkan Islam di sebelah Timur pulau Jawa.
(6) Sunan Kudus atau Ja’far Sadiq (wafat tahun 1560) berpengaruh sekali dalam pengislaman di daerah sepanjang pantai Utara Jawa Tengah. Ia pencipta lagu-lagu Maskumambang dan Mijil. Ia dimakmkan di Kudus.
(7) Sunan Murya atau Raden Prawoto menurut kepercayaan orang adalah tokoh yang menggunakan gamelan (orkes tradisional Jawa) untuk menghimbau orang masuk Islam. Lagu-lagu Jawa Sinom dan Kinanti digubah olehnya. Ia dimakamkan di gunung Murya dekat Kudus.
(8) Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah yang terkenal sebagai Fatahillah atau Falatehan, datang dari Pase (Sumatera Utara) ke Jepara dan mengislamkan Jawa Barat. Ia meninggal pada tahun 1570.
(9) Sunan Kalijaga atau Raden Syahid (wafat tahun1585) mengislamkan Jawa Tengah bagian Selatan. Ia berpengaruh di antara kaum bangsawan dan dianggap sebagai pengarang cerita-cerita wayang. Ia menetap di Kadilangu dan kawin dengan putri Sunan Gunung Jati.

Semoga dengan kita mengenal para wali dan perjuangan mereka bisa mengembalikan kesadaran beragama kita sebagai orang Islam di Indonesia. Allah SWT telah menjamin bahwa Islam tidak akan pernah lenyap di atas muka bumi ini sampai hari kiamat tiba, namun Allah SWT tidak pernah menjamin apakah Islam akan terus menerus ada di Indonesia sebagai agama yang besar yang dianut oleh 90% masyarakat Indonesia. wallahu a'lam..

Comments

Popular posts from this blog

the Singapore of Java, Kata Presiden?

Cerita Bidan: Kado Ilahi di rahim wanita

Wisuda Akbid Graha Mandiri Cilacap 220813