Di penghujung kehamilan: keyakinan dan ketakutan?
“Apakah bayi saya akan normal..?”
“Bisakah saya melahirkan secara normal?"
"Bagaimana saya akan
bersalin?"
"Apakah saya akan mati? dan bayi saya?”
“Apakah saya tahu bagaimana akan merawat bayi ini? menyusui? Mengertikah
saya?”
Demikian beberapa ucapan pertanyaan yang seringkali terdengar di telinga ini, ucapan lirih ketakutan.
Ya inilah tentang wanita, tentang ibu kalian, saudari kalian, bibi, tante, atau teman kalian. Berbagai latar belakang
kehidupan yang mempengaruhi cara menjalaninya, kerap kali cukup atau berlebihan
yang jelas ia harus berani menghadapi setiap kenyataan takdir atasnya. Target tetap
harus menjadi daya juang; dari menjadi wanita karir, menjadi wanita shalihah, memahami cara untuk pertahankan wajah cantik, tidak membosankan, selalu membawa kesejukan dalam rumah tangga, hingga bermanfaat untuk orang lain. Maka Inilah wanita, yang juga putri dari seorang
wanita, ia seorang yang dewasa kini gilirannya untuk merasakan menjadi ibu, meski ia
wanita yang selalu berani di kegelapan malam seorang diri tenang menanti pulang pujaan
hati mencari nafkah, akan tetapi kini di penghujung kehamilan nya ia kerap berhadapan dengan rentetan ujian.
Ujian demi ujian membawanya takut berteman cemas pada kondisi sang buah hati di rahim nya. Minggu demi minggu sudah terlewati mendekati penghujung terasa kian melelahkan, sesekali belajar untuk
bersantai, berada dalam pelukan hangat suami tercinta, kebutuhan makan dengan baik
atau menikmati indahnya hamparan bumi. Namun itu hanya sesekali sebab kembali
terbawa pada ketakutan berteman kecemasan pada kondisi buah cintanya di rahim
nya. Namun akhirnya ia terbayang pada sosok wanita yang melahirkannya, yang
menyusuinya, mengantar air mata rindu campur haru merembes perlahan ia mengusap
perut dan membayangkan kaki kecil dari bayinya, maka terurailah senyum merekah dan
tatapan penuh keyakinan.
“aku harus setangguh ibuku”, kalimat keyakinan terucap.
Sebuah keyakinan di penghujung kehamilan, sebuah ruang yang
nyaman pun telah mulai dibenahi demikian juga isi dari setiap lemari pakaian
telah disiapkan dengan penuh keyakinan menyambut kehidupan manusia baru. Cuti kerja pun dipersiapkan, kebersamaan
dengan suami tercinta semakin diintimkan, segala perencanaan kehamilan
digiatkan, kelas kehamilan rutin diikuti dengan penuh semangat. Keyakinan demi
keyakinan, keyakinan yang mengalahkan ketakutan, keyakinan yang menggeser kecemasan di hati. Insya Allah
atas izin Nya semua akan dihadapi dengan keimanan yang kuat, sambut buah hati mu dengan penuh keyakinan keimanan serta rasa syukur.
Semangat untuk ibu hamil Indonesia...
Teruslah termotivasi oleh keyakinan keimanan anda.
Bogor, Desember 2015
Bidan Lilis Gufarrain.
Comments
Post a Comment